Kisah Para Rasul 17:22-34
- pengantar : Dionisius Prasetyo adalah seorang penyanyi yang legendaris. Lagu-lagunya mampu membuat orang tersentuh dan teringat akan perasaan patah hati ketika putus cinta. Ketika Dionisius Prasetyo meninggal, ia membuat semua orang berduka, karena kehilangan penyanyi legendaris yang mampu membuat semua orang ambyar. Siapa dia? Tak banyak yang tahu (atau belakangan setelah ia meninggal baru orang tahu) bahwa Dionisius Prasetyo lebih dikenal dengan nama Didi Kempot (Dionisius disingkat Didi, sementara Kempot singkatan dari Kelompok Penyanyi Trotoar). Nama Dionisius sendiri memiliki beberapa arti, diantaranya secara biblika adalah disentuh oleh Allah atau sentuhan ilahi. Lagu-lagu Didi Kempot bagaikan memiliki sentuhan ilahi sehingga mampu membuat pendengarnya tersentuh akan makna patah hati. Kehidupan Didi kempot sendiri nyatanya banyak menyentuh banyak orang, sebagai contoh tidak lama sebelum ia meninggal, ia mengadakan konser amal yang mampu membuat banyak orang tersentuh hatinya hingga terkumpul sumbangan 3,6M bagi mereka yang terdampak Corona. Dalam bacaaan kita ada pula Dionisius dalam Kisah Para Rasul, yang adalah seorang anggota Majelis Areopagus (pejabat) yang tersentuh hatinya oleh Khotbah Paulus mengenai “Allah Yang Tidak Dikenal” (ayat 23) dan menjadi percaya (ayat 34).
- penjelasan ayat 22 - 25 : Paulus, dalam memberitakan tentang Yesus Kristus, memakai kebiasaan orang Yunani (Atena) yang memiliki banyak Dewa-Dewi untuk disembah. Diantaranya adalah mereka menyembah kepada “Allah Yang Tidak Dikenal”. Kepada orang Atena Paulus mengatakan bahwa Allah inilah yang menciptakan langit dan bumi, sang pemilik kehidupan, dan tidak terkungkung dalam kuil-kuil buatan manusia. Kepada Allah inilah, yang selama ini mereka sembah, tapi tidak mereka kenal, Paulus memperkenalkan kepada penduduk Atena, ialah Allah Bapa di dalam Yesus Kristus.
- Penjelasan ayat 26 - 29 : “Allah Yang Tidak Dikenal” itu sebenarnya ingin mereka (penduduk Atena) mencari dan mengenal Dia, karena segala sesuatu berasal dari Dia, termasuk penduduk Atena juga berasal dari Dia. Karena itu, Dewa-Dewa itu hanya buatan tangan manusia dan tidak pantas disembah.
- Penjelasan ayat 30- 31 : Karena itu Tuhan menuntut pertobatan dari manusia. Berbalik. Menyembah Nya lagi. Karena keadilanNya, Tuhan akan menghakimi pada waktuNya nanti. Dan Kristuslah, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati itu, yang akan menghakimi nanti.
- penjelasan ayat 32 - 33 : Orang Atena menolak Paulus, karena tidak percaya akan kebangkitan orang mati. Bagi mereka konsep ini bertentangan dengan keyakinan mereka selama ini, rasio mereka selama ini. Hanya Dionisius, anggota Majelis Areopagus dan Damaris seorang perempuan, yang bersedia mendengar, membuka pikiran dan tersentuh hatinya kemudian percaya kepada Yesus melalui khotbah Paulus.
- relevansi : ketika Didi Kempot meninggal, banyak orang kaget bahwa nama aslinya Dionisius. Sehingga orang mulai bertanya-tanya agamanya apa, apa betul namanya Dionisius, kok bisa, apakah dia pindah agama dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang sebetulnya menandakan bahwa kita sulit menerima realita ketika diperhadapkan pada konsep atau pengetahuan lama yang kita miliki. Orang mengenal Didi Kempot ya sebagai Didi Kempot, enggan menerima bahwa ia Dionisius. Atau enggan menerima bahwa dia pindah agama. Saya tidak ingin mengajak kita terlalu larut dalam perdebatan soal Didi Kempot. Kita menghargai karyanya dan berduka dengan kematiannya, bagi saya itu saja cukup.
- atau dalam konteks kita sekarang, ketika semua hal harus dikerjakan di rumah (kerja, sekolah, bergereja) bisa saja kita tanpa kita sadari melawan realitas ini. Kita bosan. Kita marah. Kita geram. Kita sedih. Kita kecewa dan hal-hal lainnya. Situasi tidak menyenangkan kita alami. Jauh dari konsep kehidupan ideal yang menurut kita seharusnya kita bisa bekerja di luar, bisa bersekolah di luar, bisa bergereja di gedung gereja. Bisa nongkrong dengan kawan-kawan. Dan lainnya. Realita berlawanan dengan konsep kita tentang kehidupan yang ideal.
- gambaran diatas menunjukkan tidak mudah mengubah pemikiran kita akan suatu hal yang sudah kita pegang sejak lama. Ketika diperhadapkan pada realita yang baru respons kita bisa jadi menolak realita tersebut karena tidak sesuai atau kontras dengan konsep yang kita pegang sejak lama. Misalnya dalam kisah ini orang-orang Atena juga tidak mudah menerima realita kebangkitan Kristus karena bertentangan dengan pemikiran mereka tentang kematian dan kebangkitan manusia. Orang Atena jelas menolak konsep kebangkitan, sebab mati ya mati. Mati berarti selesai. Bagi orang Atena tak perlu membahas kebangkitan yang adalah spekulasi. Orang Yunani menganggap tubuh sebagai hambatan ke kehidupan sejati, dan mereka mengharapkan saatnya jiwa akan bebas dari kungkungannya. Mereka memahami hidup setelah mati sebagai keabadian jiwa, tapi mereka dengan kuat menolak segala gagasan tentang kebangkitan daging. Hanya orang yang menyimak dan mendengar dengan hati seperti Dionisius dan Damaris yang kemudian bersedia percaya pada khotbah Paulus dan menerima bahwa Yesus Kristus bangkit.
- mendengar dengan hati berarti kesediaan untuk terus membuka diri terhadap realita. Walau kadang realita memang menyakitkan, dan bertentangan dengan konsep kita tentang suatu yang ideal, tapi tetap realita perlu kita rengkuh dan perlahan-lahan kita terima. Dengan menerima realita kita bisa terus menjalani hidup walau berada di tengah penderitaan. Ini tentu sebuah proses berkesinambungan. Sama seperti Dionisius yang menerima Kristus, Damaris yang menerima Kristus, penderitaan mereka tidak berkurang, malah mungkin bertambah karena pengikut Kristus juga mengalami ketidakadilan dan dikejar-kejar setelahnya. Tapi mereka berproses dengan tetap berpegang pada Kristus dan menjalani realita hidup. Sama dengan kita yang saya yakin pasti juga terus berproses dan tetap menjalani realita hidup kita walau tak seindah konsep ideal kita tentang hidup.
Refleksi bersama:
- pelajaran/nasehat/larangan/janji/teladan apa yang kita pelajari dari perikop ini?
- apa respons saya (bisa berupa sharing/ucapan syukur/doa/pengakuan dosa/tekad)?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar