Jumat 8 Mei 2020
1 Petrus 2:1-10
- selamat malam bapak ibu, hari ini kita akan merenungkan bagian firman dari Leksionari hari minggu nanti, tanggal 10 Mei 2020 yaitu dari bacaan kedua nya, dari 1 Petrus 2:1-10 . kalau tekanan hari minggu nanti adalah soal Keberanian Menjalani Hidup maka belajar alkitab bersama kita hari ini soal Yesus Kristus Sang Batu Penjuru.
- sebelum kita mulai mari kita berdoa secara pribadi, masing-masing memohon penyertaan Allah untuk membaca, merenungkan dan melakukan Firman
- sila bapak ibu membaca terlebih dahulu 1 Petrus 2:1-10
- pengantar : Drona atau durna dalam Mahabarata maupun pewayangan Jawa adalah tokoh yang memiliki sifat tinggi hati, licik, banyak bicara, penuh prasangka buruk, dan bermuka dua. Jangan salah, dia tidak bodoh tapi justru tokoh yang memiliki kemampuan strategi perang dan sangat bijak. Karena itu dengan keahliannya ini dia bisa menjadi guru perang bagi pemuda-pemuda Kurawa maupun Pandawa. Karakter yang menonjol darinya adalah bermuka dua, menginginkan posisi yang enak dan menguntungkan bagi dirinya sendiri. Dia mengambil keuntungan dari perang antara Pandawa dan Kurawa. Bermuka dua. Berpijak pada dua pihak yang berbeda. Tidak berada di pihak Kurawa maupun Pandawa, tidak memihak yang baik maupun yang jahat tapi yang dipikirkan hanya kepentingannya sendiri. Walaupun pada akhirnya ia berperang di sisi Kurawa tapi itu karena ia memilih yang menguntungkan dirinya. Pada akhirnya ia mati oleh Dresdayana karena ditipu dengan kabar bohong bahwa anaknya yang sangat dicintainya yaitu Aswatama mati. Kelicikan dibalas kelicikan. Bermuka dua dibalas dengan siasat licik. Bermuka dua berujung maut.
- Penjelasan Surat 1 Petrus: dalam surat ini Petrus berbicara banyak tentang penderitaan. Surat ini ditujukan kepada jemaat Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia. Mereka menderita ketidakadilan di bawah kekaisaran Romawi.
Petrus memberikan dorongan dan semangat. Penderitaan adalah sebuah cara untuk melayani Tuhan dan sarana ujian iman, membuktikan kemurnian iman. Petrus mengingatkan bahwa Kristus juga menderita di dunia ini. Tapi Allah membangkitkan Yesus sehingga pengharapan akan masa depan ada di dalam Kristus. Pilihan ada pada kita, apakah tetap berpijak pada Kristus atau menganggap Kristus adalah batu sandungan.
- penjelasan ayat 1-3: Petrus mengingatkan dan mengecam pembaca surat 1 Petrus untuk membuang segala kejahatan, tipu muslihat dan segala macam kemunafikan (dalam KBBI kemunafikan padan kata dengan bermuka dua). pendeknya kita juga diajak untuk tidak bermuka dua dan membuang segala yang jahat. Sebab kita sudah lahir baru, seperti bayi yang baru lahir, yang secara natural alamiah menginginkan susu maka kita secara naluri alamiah harusnya menginginkan kemurnian, kebaikan, menginginkan Allah sendiri Sang Maha Baik, karena kita telah mengecap kebaikan Tuhan yaitu keselamatan dalam Kristus.
- Penjelasan ayat 4-5 : Petrus mengingatkan agar kita senantiasa datang/mendekat pada Kristus sang batu yang hidup. Dan agar kita juga dipergunakan sebagai batu hidup. Untuk pembangunan suatu rumah rohani. Tentu rumah rohani disini yang dimaksud adalah kita sendiri sebagai bait Allah (bukan semata hanya fisik gedung tapi individu2 yang ada). artinya karena Kristus adalah batu hidup maka kehidupan kita juga harus seperti Kristus mencerminkan batu hidup itu sendiri. Hidup kita meneladani hidup Kristus. Persembahan sejati adalah hidup kita yang meneladani hidup Kristus. Itulah persembahan yang berkenan kepada Allah.
- Penjelasan ayat 6-8: kita diperhadapkan pada pilihan. Karena Kristus adalah batu penjuru maka siapakah Kristus bagi kita? Apakah ia adalah batu penjuru yang mahal (ayat 6) atau batu penjuru yang menjadi batu sandungan (ayat 7)?
kalau kita menganggap bahwa Kristus adalah batu penjuru yang mahal maka taatlah kepada Firman Allah. Kalau kita menganggap bahwa Kristus adalah batu sandungan (batu sandungan menurut KBBI: sesuatu yang merintangi,menghalangi) maka kita tidak akan mentaati Firman Allah. Sebuah logika sederhana dari Petrus. Kalau Kristus sangat berharga bagi kita maka taatilah Firmannya kalau Kristus adalah batu sandungan maka kita tidak mentaati Firmannya. Jangan kita bermuka dua. Mengaku percaya dan berkata lewat mulut bahwa kita mengganggap Kristus berharga (mahal) tapi tidak mau mentaati Firman Allah. Itu bermuka dua menurut Petrus. Jangan kita seperti Drona, yang hanya mau mengambil keuntungan bagi diri sendiri dan bermuka dua. Jangan kita nampak rohani di komunitas kristen tapi sebetulnya di keseharian sangat duniawi.
- Penjelasan ayat 9-10:
Petrus menegaskan kitalah umat kepunyaan Allah, supaya kita memberitakan perbuatan besar dari Allah, karena Allah lah yang memanggil kita keluar dari gelap kepada terang (perhatikan bahwa inisiatif keselamatan dari Allah). Kitalah gereja (kata gereja dari bahasa portugis igreja yang berasal dari bahasa yunani ekklesia--> Ex (keluar) Kaleo (dipanggil) --> dipanggil keluar…dari mana? Dari gelap menuju terang). jadi gereja adalah kita yang dipanggil keluar dari gelap menuju terang. Kita yang dulu bukan umat Allah tapi sekarang menjadi umat Allah karena belas kasihan dari Allah. Respons kita yang mengaku percaya adalah mentaati Firman, meneladan hidup Kristus. jangan seperti Drona, bermuka dua. Jangan kita mengaku percaya tapi hidup seperti orang tidak percaya.
Refleksi bersama:
- pelajaran/nasehat/larangan/janji/teladan apa yang kita pelajari dari perikop ini?
- apa respons saya (bisa berupa sharing/ucapan syukur/doa/pengakuan dosa/tekad)?
Silakan bapak ibu kalau ada yang ingin ditanyakan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar