(Rut 2: 3) Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.
Coincidence is God’s way of remaining anonymous - Albert Einstein-
Adakah sesuatu yang kebetulan di dunia ini?
Kitab Rut sangat menarik karena Rut bukanlah orang Israel (orang Moab, Rut 1:4) melainkan Proselit (pendatang yang masuk agama Yahudi, Rut 1: 16). Rut menjadi Proselit karena mengucapkan : “bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku” di hadapan Naomi. Ia adalah menantu Naomi. Rut ikut Naomi pulang ke Israel setelah kedua menantu Naomi menjadi janda (Rut dan Orpa), karena seluruh anak laki-laki dari keluarga Elimelekh meninggal di tanah Moab tanpa keturunan (Mahlon, Kilyon, kedua anak laki-laki Elimelekh). Lama sebelumnya Elimelekh telah meninggal lebih dulu. Rut di tanah Israel nantinya menikah dengan Boas, yang masih keluarga Elimelekh dan nantinya dari garis keturunannya lahir Raja Daud. Rut adalah salah satu nenek moyang Yesus (Mat. 1:5). Menurut penafsir, Istri yang cakap (ešet ḥayil - Ibrani) dalam Amsal 31:10 mewujud dalam diri Rut, berdasarkan pengulangan frasa ešet ḥayil (Ibrani) dalam Rut 3:11 (perempuan baik-baik).
Kenapa pertanyaan kebetulan di awal renungan menjadi penting? Karena pada Rut 2 : 3, kita membaca bahwa kebetulan Rut sedang berada di tanah milik Boas, untuk memungut jelai, padahal ia sama sekali belum mengenal Boas. Nantinya Rut baru tahu dari Naomi bahwa ternyata Boas masih kerabat dengan Elimelekh sehingga Boas adalah “penebus” (Go ‘el - Ibrani) yang menyelamatkan harkat dan martabat keluarga Elimelekh karena sebelumnya Rut ketika menikah dengan Mahlon tidak memiliki keturunan. Sehingga pernikahan Rut dengan Boas nantinya menyelamatkan garis keturunan Mahlon (semacam “turun ranjang”). sehingga pertanyaan kebetulan menjadi relevan, kebetulan kah Rut berada di tanah Boas pada saat itu?
Rasanya sebagai sebuah pemaknaan iman, kebetulan adalah suatu hal yang seolah mengingkari penyertaan Allah. Kita yakin, bahwa Rut bukanlah kebetulan berada di tanah Boas pada saat itu. Kita yakin bahwa Rut bukanlah kebetulan seorang Proselit yang dari garis keturunannya nantinya lahir seorang Mesias. Sebab Rut adalah seorang Proselit itulah, maka Mesias bukan hanya milik orang Yahudi tetapi juga milik orang Non Yahudi. Yesus adalah Tuhan dan Mesias bagi semua bangsa.
Sejalan dengan quotes Albert Einstein, kalau kita mengatakan bahwa semua itu kebetulan, seolah kita tetap mau membuat Tuhan sebagai sesuatu yang anonim. Yang tak bernama. Yang seolah tidak berperan. Atau perannya seolah disembunyikan. Padahal kita meyakini bahwa dalam segala hal Tuhan menyertai dan berperan penting dalam setiap langkah hidup manusia. Termasuk dalam langkah hidup Rut dan kita.
Bukan kebetulan ketika Rut berada di tanah Boas. Sebagai seorang janda, tentu ia sadar posisinya yang lemah pada saat itu. Tidak punya pelindung (suami). Lagipula ia pendatang baru di tanah Israel. Orang asing di tanah Israel. Sehingga mau tidak mau ia tetap harus bekerja untuk bisa hidup bersama dengan Naomi mertuanya. Bisa saja ia memilih untuk menanti bantuan, bisa saja ia berpangku tangan, tapi bagi Rut tampaknya itu bukan pilihan. Ia bekerja dengan cara memungut jelai di ladang. Ia tidak berpangku tangan. Allah memberkati usahanya itu dan mempertemukan Rut dengan Boas. Itulah Allah yang memberkati usaha manusia.
Bagaimana dengan kita? Bukankah kita adalah Rut juga, pendatang di dunia yang sementara ini? Manusia yang kadang membutuhkan pertolongan juga? Apakah pernah mengalami hal-hal yang menurut kita kebetulan? Sesuatu yang menurut kita, kita alami dengan tidak disengaja?
Apakah pernah mengalami, bahwa pada suatu ketika, kita sangat membutuhkan pertolongan, dan tanpa disangka ternyata pertolongan datang dari orang yang tidak kita duga atau pada waktu yang tidak kita sangka? Kebetulankah itu? atau semua itu kita maknai sebagai penyertaan Allah bagi usaha dan karya kita.
Yakinkah kita bahwa Allah tetap menyertai kita di situasi pandemi ini dengan cara-cara yang juga kadangkala tidak kita duga?kebetulankah semua itu ketika kita masih bisa tetap hidup bernapas dan berkarya hingga sekarang ini?kebetulankah ketika kita masih bisa mengasihi dan dikasihi?Atau itu semua karena penyertaan Allah yang setia tetap menganugerahi kita dengan kehidupan, serta memberkati usaha dan karya kita?
Sepatutnya kita mengatakan bahwa tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Semua ada dalam penyertaan Allah. Selamat memaknai seluruh penyertaan Allah dalam hidup kita yang tidak pernah kita duga datangnya. Amin. Tuhan Yesus memberkati.