2 Timotius 3:3 --> tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,
Dalam 2 Timotius 3:3, salah satu tanda keadaan manusia pada akhir zaman adalah suka menjelekkan orang.
Sangat menarik untuk mencermati frase “suka menjelekkan orang” ini dalam bahasa Yunani yaitu Diaboloi yang adalah bentuk plural dari Diabolos. Diabolos dan Diaboloi sangat erat berkaitan maknanya. Diabolos arti literalnya adalah Devil atau Iblis. Diaboloi berarti mereka yang suka memfitnah, melontarkan tuduhan palsu dan oleh LAI diterjemahkan menjadi “suka menjelekkan orang”.
Diabolos berarti Iblis dan pekerjaan utama Iblis adalah memisahkan manusia dari relasi dengan Allah dan sesama. Rasanya tepat kalau dikatakan “suka menjelekkan orang” adalah pekerjaan Iblis. Mereka yang suka menjelekkan orang membiarkan Iblis memakai dirinya untuk memisahkan manusia dari Allah dan sesamanya. Sangat berlawanan dengan karya Allah yang menyatukan, menghimpun manusia agar berelasi erat dengan Allah dan sesama.
Suka menjelekkan orang keluar dari mulut manusia, bersumber dari pikiran yang tidak memikirkan apa yang dipikirkan Allah, tapi apa yang dipikirkan manusia. Pikiran yang iri hati, penuh kebencian, serta kurangnya kasih kepada sesama membuat mulut kita ringan untuk menjelekkan orang lain. Efeknya besar sekali. Menghancurkan karakter orang lain di mata sesama, menyebabkan pertengkaran dan juga menimbulkan perpecahan. Dan ini pekerjaan yang berasal dari Iblis karena memisahkan manusia dari Allah dan sesama.
Dalam hidup sekarang ini makin banyak orang yang suka menjelekkan orang lain. Penyebabnya banyak hal, bisa karena persaingan di pekerjaan, persaingan politik, bahkan hingga kebencian di dalam keluarga. Pada era pandemi ini, tetap saja ada orang yang suka menjelekkan orang lain. Bukannya menunjukkan solidaritas dan persatuan demi menghadapi bencana, malah mengutarakan hal yang mengarah pada perpecahan. Pada masa pandemi ini, sesuatu hal yang baik dan membangun adalah sebuah keharusan. Tidak lagi merusak, tidak lagi melontarkan hal yang menyebabkan kecurigaan dan tuduhan palsu. Mari bersinergi bersama menghadapi pandemi.
Bukan hanya lewat mulut, tapi juga lewat jari-jemari kita di media sosial. Jari jemari kita ketika mengetik kalimat di gawai kita akan memiliki pengaruh. Dari jari jemari kita bisa terjalin kalimat yang berisi hal-hal baik maupun juga hal-hal buruk di media sosial soal orang lain. Jari jemari bisa menjatuhkan bisa membangun.
Mari, jangan lagi kita membiarkan Iblis bekerja lewat mulut maupun lewat jari-jemari kita, tapi ikut bagian dalam Misi Allah membangun kehidupan lewat perkataan, dan jari-jemari kita ketika memutuskan untuk tidak menjelekkan orang lain. Tidak memfitnah dan tidak melontarkan tuduhan palsu. Selamat menjadi berkat. Tuhan Yesus memberkati. Amin. (YRH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar